Umat Islam Jadi Korban Tirani Minoritas

Pasca Soeharto menunaikan ibadah haji, barulah umat Islam mendapat tempat Tak banyak yang tahu bahwa umat Islam pada era tahun 70 dan 8...

A+ A-
Sokongan anda sangat diperlukan. Sila 'like' dan 'share' kami.
Pasca Soeharto menunaikan ibadah haji,
barulah umat Islam mendapat tempat
Tak banyak yang tahu bahwa umat Islam pada era tahun 70 dan 80-an dijadikan obyek kekerasan oleh tirani minoritas. Kekerasan kerap terjadi karena umat Islam kala itu belum mendapat tempat “nyaman” di bumi Indonesia.

“Islam sebagai obyek kekerasan tahun 70/80-an,” ujar Ahmad Najib Burhani dari LIPI saat menjadi pembicara diskusi  “Islam sebagai Subyek/Obyek Kekerasan” di PP Muhammadiyah, Senin (12/05/2014) siang kemarin.

Menurut pria yang juga aktif di MAARIF Institute ini, hingga pada saat  yang tepat, pasca  Soeharto menunaikan ibadah haji, barulah umat Islam mendapat tempat.

Tahun tersebut umat Islam sudah mengalami kekerasan. Peristiwa tersebut ditengarai karena minoritas secara struktural menduduki pejabatan-pejabatan strategis. Dan kaum minoritas bertindak seperti itu disebabkan adanya intervensi dari golongan atau kelompok tertentu.

“Tirani minoritas menguasai struktur yang dikendalikan golongan tertentu. Tirani Minoritas sudah terjadi di Indonesia,” lanjutnya.

Umat Islam yang secara statistik kuantitas memang jauh lebih banyak dibanding agama lain. Namun, peran (kualitas) umat Islam tidaklah seperti banyaknya kuantitas. Sebut saja peristiwa Talangsari yang terjadi pada akhir 90-an, di mana umat Islam seakan “tidak peduli” dengan kekerasan yang dialami oleh masyarakat setempat.

Sebagai mayoritas, seharusnya umat Islam lebih berperan di dalam menangani permasalahan kasus kekerasan Talangsari.

Begitupun bagi yang minoritas agar ikut peduli di dalam menjawab kisruh yang ada.

“Peristiwa Talangsari harus segera diselesaikan. Melalui ormas, dan ormas Islam secara khusus ikut mendorong penyelesaian kasus tersebut hingga tuntas,” tulis  Wahyudi Aklimah Muhammad (dari API Research Fellows) dalam makalahnya.

Dalam acara yang digagas Ma’arif Institut bekerjasama dengan The Nippon Foundation Fellowship for Asian Publik Intelectual (API) ini hadir Ahmad Najib Burhani (PMB LIPI), Wahyudi Akmaliah Muhammad (API Research Fellows), anak korban peristiwa Priok yang juga aktivis KontraS Muhammad Daud Buereuh, mahasiswa, dan beberapa LSM.*

Rep: Robigusta Suryanto
Editor: Syaiful Irwan

Related

Dunia Islam 4819966711939104917

Peringatan/Makluman!

Semua informasi di dalam blog ini sekadar pengetahuan bersama untuk difikirkan. Rujuklah Al-Quran & Hadis dan yang sebaiknya dengan bimbingan guru yang mursyid.

Dari Anas bin Malik r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Menuntut ilmu adalah satu fardu yang wajib atas tiap-tiap seorang Islam." - (Ibnu Majah dan Lain-lainnya).

Ahlus Sunnah Wal- Jamaa'ah


Ikuti kami dan 'Get Notification'


Sila LIKE dan tanda 'Get Notification' fanpage ini.

Jumlah Kunjungan

Artikel Terkini

Popular

Terbaru

Arkib

Langganan Kemaskini Terkini!

Nama Penuh

Alamat Email

Bersama Kami

"Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman)." - Surah Ali `Imran: 110




item